kau datang dan pergi, seperti musim yang berganti, tanpa mengenal permisi. aku bukan daun, bukan ranting, bukan tanah juga bukan api yang tak memiliki hati aku manusia biasa, punya rasa, bisa merasa jika memang kau memutuskan untuk pergi, janganlah pernah kembali walau sakit tapi aku bisa bangkit, dan takan ku biarkan, walau hanya dalam angan, rasa sakit ini terulang related tag:
Datang dan pergi seperti musim yang berganti, puisi ditinggal kekasih
Posted on
Tuesday, June 21, 2011
by
admin

This entry was posted in
cinta,
kekasih,
menangis,
musim,
puisi,
puisi cinta,
putus,
Relationship,
Swastyas El Bharata
.
Bookmark the permalink.