Cintamu padaku hilang bersama singkatnya sang waktu berlalu kian mendera hatiku pedih nian serasa dalam jiwaku, wahai kau sang dara yang ingkar akan janjimu adakah kau tahu bahwa ku terluka karena kepalsuan cintamu sungguh tak bisa ku percaya tutur katamu, di senja ini cintaku telah berlalu takkan terima jika kau kembali padaku sudah terlalu lara luka di dadaku

‎Sejenak dalam renungku kerap aku pun berpikir, tentang apa saja yang ada dan yang aku rasakan di dada ini, kerap bathin ini sedih terasa seperti hendak mengiris perih seakan tak percaya dan tak bisa menerima segala kenyataan ini, kadang juga aku masih sempat bisa tersenyum, riang, senang, seperti ada rasa damai yang terselip di kedalaman sana, dan aku pun bahagia kala bisik manjamu mengupas

komitmen itu seperti tali yang diikat sendiri ke tangan sendiri, bagamana kencang suara orang itu bilang ikatan sudah kencang, jangan terlalu percaya jika ingin percaya, mintalah jaminan, agunan itu seperti borgol, dan kuncinya di tangan kita menyayangi seorang wanita, boleh dianggap suatu komitmen, seberapa banyak kepercayaan yang bisa dihasilkan? sulit dihitung.. #karena buku nikahpun