"Pagi ini saat aku duduk di depan jendela di mana awan lembut berdiri dengan santun disudut langit ketika cahaya keemasan memahkotainya dengan kemegahan Dan tatkala kau melukiskan keindahan warna warni kerinduan hati kurasakan ada yang berdegup menggila dan aku tak tahu bagaimana cara menenangkannya Sayang,.. adakah kau tahu bahwa setiap apa yang kau sentuh takan pernah lagi utuh

"Sayang kemari peluk dan tidurlah di lahunanku sudah jangan lagi bersedih atau menangis biarkan aku menghapus bulir bulir airmata dan kelelahanmu seperti biasa malam ini aku yang akan bercerita dan bernyanyi untukmu tentang kuntum kuntum kembang juga tentang bintang bintang pejamkan'lh matamu dan maafkan aku yg selalu saja mampu membangunkan sisi tinggimu

"Berikan aku lahar panas atau racun yg paling berbisa padaku
teruslah engkau tikam dadaku dan rajam'lh rasaku
dan coba'lh membunuh memaki atau membenciku
aku takan lagi takut untk terbang tinggi sendiri
lihat'lh olehmu nanti ketika aku mengepakan sayap"ku
...lihat'lh olehmu nanti saat aku merubah arah mata anginku
dan takan pernah lagi kau temukan kelembutan itu
karena aku akan melumatmu dengan

"Sepertinya jika ratusan
malam denganmu kuuntai akan
menjadi sebuah dongeng
sepertinya jika ribuan pesan
kukumpulkan akan menjadi sebuah
cerita
sepertinya jika suara lembut dan
tawamu kusatukan akan menjadi lagu
paling menawan
sepertinya jika ribuan kata terimakasih
dan maafmu kuronce dia takan
berbilang
tapi dari semuanya hanya satu hal
sederhana
yang membuatku tak mampu
meninggalkan 'airmatamu'